1. A.     PENDAHULUAN

 

Apabila kita perhatikan kegiatan yang dilakukan manusia yang ada di sekitar dari pagi hingga sore hari, mereka sibuk bekerja, berdagang, ke sekolah, ke sawah, atau ke laut. Kesibukan itu tentu saja punya tujuan yang ingin dicapai. Tahukah kamu apa tujuannya? Tentu jawabnya tergantung dari masing-masing orang, tetapi pada dasarnya mereka semua ingin memenuhi kebutuhan hidupnya.

Dalam kehidupan sehari-hari manusia mempunyai banyak kebutuhan, baik dilihat dari ragam maupun jumlahnya. Kebutuhan tersebut senantiasa ada setiap hari. Misalnya, hari ini sudah dapat makan, mengenakan baju dan sudah punya rumah, tetapi mereka tetap melakukan kesibukan. Hal ini diakibatkan oleh kebutuhan manusia yang tidak ada batasnya. Hari ini mampu memenuhi kebutuhan tetapi belum tentu besok sehingga manusia terus melakukan kesibukan dalam rangka memenuhi kebutuhan. Begitu juga apabila siswa sudah membeli sepatu, ingin juga memiliki sepatu yang lain, baik warna maupun bentuk yang berbeda.

Dalam Tugas makalah ini, kami penyusun terdiri dari  yang tertera dibawah ini :

v     Ahmad Ripail N

v     Irham Bakti Pasaribu

v     Marlina Batu Bara

v     Nur Habibah

v     Rina Nirwana

v     Syarifah Ilmi

mencoba membahas tugas makalah tentang manusia sebagai makhluk Ekonomi yang dituangkan dalam sebuah makalah yang singkat. Dalam makalah ini kami penyusun menjelaskan bagaimana tentang Ekonomi, Manusia Berperan Sebagai Makhluk Ekonomi, Kehidupan Ekonomi Manusia Pra-Aksara dan Modern.

Adapun visi dari tim penyusun yaitu membangun dan memberdayakan Ilmu-Ilmu agama Islam dengan mengintegrasikan dan menginternalisasikan ketanggguhan-ketangguhan karakter akhlak, moral, keshalehan nurani/spiritual dan ketajaman/nalar emosional untuk mewujudkan masyarakat ekonomi yang madani.

Sedangkan misinya yaitu menyelenggarakan Tridharma Pergururan Tinggi yang islami dan berkualitas guna mewujudkan insan akademis yang cakap dan shaleh, shalehah, berakhlak mulia, dengan menumbuh kembangkan etos kerja dan etos pengabdian yang tinggi, serta berpartisipasi aktif dalam memberdayakan segenap potensi masyarakat.

  1. B.     PENGERTIAN

 

  1. 1.      Manusia

Manusia adalah mahluk paling sempurna yang pernah diciptakan oleh Allah SWT. Kesempurnaan yang dimiliki oleh manusia merupakan suatu konsekuensi fungsi dan tugas mereka sebagai khalifah dimuka bumi ini. Al-Quran menerangkan bahwa manusia berasal tanah dengan mempergunakan bermacam-macam istilah, seperti : Turab, Thien, Shal-shal, dan Sualalah.

Hal ini dapat diartikan bahwa jasad manusia diciptakan Allah dari bermacam-macam unsur kimiawi yang terdapat dari tanah. Adapun tahapan-tahapan dalam proses selanjutnya, Al-Quran tidak menjelaskan secara rinci. Akan tetapi hampir sebagian besar para ilmuwan berpendapat membantah bahwa manusia berawal dari sebuah evolusi dari seekor binatang sejenis kera, konsep-konsep tersebut hanya berkaitan dengan bidang studi biologi. Anggapan ini tentu sangat keliru sebab teori ini ternyata lebih dari sekadar konsep biologi. Teori evolusi telah menjadi pondasi sebuah filsafat yang menyesatkan sebagian besar manusia. Dalam hal ini membuat kita para manusia kehilangan harkat dan martabat kita yang diciptakan sebagai mahluk yang sempurna dan paling mulia.

Manusia juga merupakan makhluk ciptaan Allah yang diberi potensi dan juga akal pikiran serta disuruh untuk mengabdi kepada Allah swt. Seperti yang dikemukakan oleh Ramayulis dan Samsul Nizar dalam buku Filsafat Pendidikan Islam[1] manusia merupakan makhluk-Nya yang paling sempurna dan sebaik-baik penciptaan yang dilengkapi dengan akal pikiran. Dalam buku tersebut dikutip juga pendapat al-Farabi yang menyatakan bahwa dalam hal ini al-Farabi melukiskan hakikat manusia dengan mengatakan bahwa “tak ada makhluk Allah yang lebih bagus dari manusia, yang memiliki daya hidup, mengetahui, berkehendak, berbicara, melihat, mendengar, berfikir dan memutuskan. Manusia adalah makhluk kosmis yang sangat penting, karena dilengkapi dengan semua pembawaan dan syarat-syarat yang diperlukan bagi mengemban tugas dan fungsinya sebagai makhluk Allah di muka bumi.

Manusia terdiri dari aspek pisik dan aspek psikis. Perpaduan antara aspek pisik dan psikis telah membantu manusia untuk mengekspresikan dimensi al-insan al-bayan, yaitu sebagai makhluk berbudaya yang mampu berbicara, mengetahui baik dan buruk, mengembang ilmu pengetahuan dan peradaban dan lain sebagainya. Dengan kemampun ini manusia akan dapat membentuk dan mengembangkan diri dan komunitasnya sesuai dengan nilai-nilai insaniah yang bernuansa ilahiah yang hanif: integritas ini akan tergambar pada nilai iman dan bentuk amaliahnya. Dengan kemampuannya ini manusia akan mampu mengemban amanah Allah dimuka bumi secara utuh. Namun demikian manusia sering lalai bahkan melupakan nilai insaniah yang dimilikinya dengan berbuat berbagai bentuk mafsadah (kerusakan) di muka bumi.[2]

  1. 2.      Ekonomi

Manusia Sebagai Makhluk Ekonomi (Homo Economicus) Sebagai makhluk ekonomi, manusia akan selalu berorientasi pada materi. Manusia akan terus mengejar kebutuhan materinya selama ia masih hidup, karena kebutuhan manusia akan terus bertambah seiring dengan kehidupannya. Sudah menjadi kodrat manusia bahwa apabila suatu kebutuhan terpenuhi maka akan muncul kebutuhan yang lain, begitu seterusnya. Karena sifat manusia tersebut tidak pernah merasa puas. Manuisa sebagai Homo Economicus yang matrealistis akan selalu bersikap rasional, artinya segala prilaku dan kegiatannya selalu didasarkan pada keuntungan yang bersifat materi.

Pemanfaatan Sumber Daya Ekonom Perilaku manusia dalam memanfaatkan sumber daya ekonomi mempunyai makna tindakan manusia dalam memanfaatkan sumber daya ekonomi untuk memenuhi segala kebutuhannya. Sumber daya Ekonomi tersebut digolongkan menjadi tiga yaitu sebagai berikut:

 

 

  1. sumber Daya Alam

Sumber daya alam adalah semua kekayaan alam yang tersedia dan dimanfaatkan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhannya.

2. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia merupakan tenaga kerja yang memiliki peranan penting dalam pemenuhan kebutuhan hidup manusia. Sumber daya manusia ini tidak dapat digantikan dengan mesin atau robot. Pemanfaatan sumber daya manusia sebagai sumber daya ekonomi sangat ditentukan oleh keahlian, keterampilan dan kompetensi yang dimilikinya..

3. Sumber Daya Modal

Perusahaan dalam berproduksi membutuhkan beberapa sumber daya produksi. Salah satu di antaranya adalah sumber daya modal. Sumber daya modal merupakan benda ekonomi dalam bentuk barang atau jasa yang digunakan dalam proses produksi untuk menghasilkan barang lebih lanjut. Pembagian sumber daya modal dibedakan berdasarkan sifat, subjek,[3]

 

  1. C.     Manusia Makhluk Ekonomi

Manusia dikatakan makhluk ekonomi karena pada hakekatnya dalam kehidupan membutuhkan berbagai macam kebutuhan yang harus dipenuhi. Dalam rangka memenuhi kebutuhan itu manusia harus melakukan interaksi dengan orang lain, baik secara individu maupun secara kelompok. Contoh tindakan manusia untuk memperoleh beras dengan membeli dari pedagang di pasar kerena secara individu tidak mampu menghasilkan beras itu. Dengan demikian jelas bahwa manusia disamping menjalankan fungsinya sebagai makhluk ekonomi juga harus menjalankan fungsi sebagai makhluk sosial. Agar manusia dapat menjalankan fungsi sebagai makhluk ekonomi dan makhluk sosial yang bermoral maka dalam kegiatannya perlu mematuhi aturan-aturan atau norma-norma tertentu. Tanpa aturan–aturan yang mengatur proses kehidupan maka manusia akan bertindak semena-mena.

Tahukah kamu Ekonomi itu? Menurut Ensiklopedi Indonesia, kata ekonomi berasal dari bahasa Yunani oikonomia yang berarti rumah tangga. Secara etimologi istilah ekonomi berasal dari kata oikonomia yang merupakan kata majemuk dari dua kata ‘oikos dan nomos.’ Oikos artinya rumah, dan nomos artinya aturan, Jadi secara etimologi ekonomi berarti aturan rumah tangga atau ilmu yang mengatur rumah tangga[4]

 

  1. D.    Kehidupan Ekonomi Manusia Pra-Aksara dan Modern

Perubahan-perubahan yang terjadi di alam merupakan tantangan bagi manusia. Dalam menghadapi tantangan alam maka manusia berpikir bagaimana cara menghadapinya agar dapat bisa bertahan hidup. Sebagai makhluk ekonomi manusia selalu berusaha melakukan kegiatan demi terpenuhinya kebutuhan yang ia rasakan. Manusia juga berharap dapat menghasilkan alat pemuas (barang dan jasa) yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhannya. Bahkan sebagai homo economicus manusia akan selalu berusaha mencapai hasil yang optimal dengan kemampuan yang dimiliki, karena dengan hasil yang optimal maka yakin dapat memenuhi berbagai macam kebutuhannya, sehingga benar-benar mencapai kesejahteraan. Pada masa Pra-aksara, manusia secara bersama-sama mencari makanan yang disediakan oleh alam. Pencarian makanan secara berkelompok ini penting karena menyangkut keamanan, sebab pada saat itu masih banyak binatang buas dan tantangan alam yang sangat keras. Pada saat makanan (tumbuhan dan binatang) yang disediakan alam itu berlimpah maka tingkat kehidupan manusia pada waktu itu cukup berburu dan mengumpulkan makanan. Tetapi ketika bahan makanan mulai menipis dan tidak ada lagi, timbulah kemampuan manusia untuk mengolahnya. Perubahan yang terjadi pada alam ini, akan berpengaruh kepada kehidupan manusia. Mereka tidak lagi hidup berpindah-pindah (nomaden), tetapi mulai pada kehidupan yang menetap. Pada masa pra-aksara terciptalah berbagai macam alat untuk membantu manusia memenuhi kebutuhan hidupnya seperti kapak perimbas, kapak genggam, flakes, kapak lonjong, nekara, dan lainnya. Masa kini manusia sudah mengembangkan berbagai peralatan dengan teknologi untuk membantu kehidupannya, seperti komputer, handphone, internet, peawat canggih, kendaraan bermotor, dan yang lainnya.[5]

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

  1. E.     KESIMPULAN

Hakikat ekonomi adalah perilaku manusia, baik berupa aktivits maupun sikap, yang bertujuan memperbaiki kehidupan sehari-hari manusia tidak mungkin hidup sendiri dalam memenuhi kebutuhannya tanpa bantuan orang lain, karena memang manusia diciptakan Tuhan untuk saling berinteraksi, bermasyara kat / bersilaturahmi dengan sesama serta dapat saling tolong menolong dalam memenuhi kebutuhannya.

Dengan demikian manusia ekonomi dapat diartikan sebagai kemampuan mempertahankan kehidupan kepada yang lebih baik dan menjadi manusia yang saling membutuhkan. Perubahan-perubahan yang terjadi di alam merupakan tantangan bagi manusia. Dalam menghadapi tantangan alam maka manusia berpikir bagaimana cara menghadapinya agar dapat bisa bertahan hidup. Sebagai makhluk ekonomi manusia selalu berusaha melakukan kegiatan demi terpenuhinya kebutuhan yang ia rasakan. Manusia juga berharap dapat menghasilkan alat pemuas (barang dan jasa) yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhannya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

 

http://cahyomuhajir.blogspot.com/2011/04/pengertian-manusia-dan-budaya.html

 

http://id.shvoong.com/society-and-news/opinion/2104683-manusia-sebagai-makhluk-ekonomi/#ixzz1df5jvnDs

Ramayulis dan Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam,Jakarta, Kalam Mulia, 2009

Salim, Abd. Muin, Konsepsi kekuasaan Politik Dalam Al-Qur’an,Jakarta, Raja Grafindo Persada, 1995

Siagian, Sondang P., Teori dan Praktek Kepemimpinan, Jakarta, Rineka Cipta, 1991

 


[1] Ramayulis dan Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2009), hlm. 47

[2] Ibid., hlm. 50

[4] Sondang P. Siagian, Teori dan Praktek Kepemimpinan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), hlm. 158